“ Katakanlah (Muhammad), “inilah jalanku, aku dan orang – orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin . Maha Suci Allah , dan aku tidak termasuk orang – orang yang musyrik .“ (QS 12:8)
Nahnu du’at qobla kulli syai’ . Kami adalah da’i ( penyeru dakwah ) sebelum menjadi sebagai yang lainnya . Slogan yang tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita selaku pribadi atau individu yang mengaku sebagai aktivis dakwah , baik di kampus , sekolah , atau lingkungan masyarakat . Sebuah kalimat penuh dan sarat makna , yang menceminkan totalitas , kebanggaan , komitmen , militansi , dan semangat para juru dakwah .
Slogan ini bukanlah tiada memiliki makna . Bukan hanya untuk sekadar gagah – gagahan . Slogan ini bukan pula sebagai basa – basi belaka . Ia adalah pengingat bagi kita , bahwa sebagai apapun kita saat ini – pelajar , mahasiswa , karyawan , guru , pengusaha , pejabat , atau apapun – misi dakwah tidak boleh dilupakan .
Hendaknya bagi para penggerak dakwah , di mana saja dia berada , mampu mengalirkan dakwah bersama dengan aliran darah dan tarikan nafasnya , sejalan dengan gerak langkahnya , dan mampu menjadikan dakwah ini sebagai elemen terpenting dari relung hidupnya .
Setidaknya ada empat aktivitas yang seharusnya tidak boleh terlepas dari keseharian seorang aktivis dakwah , sebagai apapun dia sekarang ini .
Pertama adalah menyebarluaskan hidayah dan tuntunan dari Allah swt . Baik secara lisan , perbuatan , ataupun keteladanan .
Kedua , menyebarluaskan idealisme agar masyarakat memiliki semangat juang dan dukungan tinggi terhadap kehidupan yang islami .
Ketiga , menggiatkan amar ma’ruf nahi munkar . Namun , harap dicatat bahwa hal ini tidak selalu harus dilakukan dengan bentuk ‘kerjakan ini!’ , ‘kerjakan itu!’ , ‘jangan ini!’ , ‘jangan itu!’ atau yang sejenis dengannya . Buatlah konsolidasi , koordinasi , mobilisasi ke seluruh potensi positif yang membangun di tengah – tengah masyarakat agar member kemashlahatan umum bagi umat , bangsa , negara , dan disertai dengan langkah – langkah aplikatif dan efektif untuk meminimalisasi juga mempersempit ruang gerak bagi kemungkaran .
Keempat , memelihara simbol dan identitas masyarakat islam . Segala bentuk simbol dan identitas keislaman harus dimunculkan . Baik bersifat fisik , atau aktivitas . Agar masyarakat lebih mudah menerima dan terkondisikan , maka idealnya segala bentuk identitas keislaman itu , baik fisik atau non fisik , diselaraskan dengan tradisi masyarakat. Selama tidak bertentangan dengan syari’at islam . Simbol mungkin bukan untuk dinomorsatukan , tetapi ia termasuk elemen penting guna memelihara substansi . Terlebih apabila itu termasuk ke dalam tuntutan syar’i .
Maka saudaraku , teruslah bergerak . Jangan sampai kita lupa akan jati diri kita . Terbuai dan terlena dengan segala kemudahan dan kenikmatan kondisi yang tengah ada saat ini . Alirkanlah dari diri kita pancaran kebaikan dan segala kemanfaatan . Warnailah mereka dengan warna Allah dan jangan sampai diri kita terwarnai dengan warna selain warnaNya .
Nahnu du’at qobla kulli syai’ , untuk menciptakan dan mencetak generasi rabbani yang seimbang iman , ilmu ,dan amal serta menjadi rahmat bagi sekalian alam .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar