Seringlah kawan kita bercengkerama dan berhubungan dengan sesama. Namun tidak jarang hubungan yang terjalin terasa hampa, tanpa makna. Seakan tiada kebermanfaatan di sana. Maka disinilah ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membina hubungan di antara kita.
- Iman adalah hubungan. Maksudnya iman itu sejalan dengan hubungan kita dengan saudara kita. Tatkala persaudaraan kita rasa merenggang, ketika persahabatan mulai menghilang, pada masa kebersamaan seperti siksaan, mungkin ada yang hilang atau berkurang dari iman kita. Mengapa demikian? Karena telah Dia suratkan dalam QuranNya yang mulia, "Sungguh tiap mukmin itu bersaudara."
- Iman harus membersamai hubungan. Inilah yang bisa dikata menjadi perasa sejati dalam hubungan kita. Membuat tiap hubungan berasa surga yang menyejukkan. Iman harus membersamai tiap hubungan kita. Karena apa yang tiada berlandaskan iman pada akhirnya kerap membawa pada kesia-siaan. Karena kelak kita kan bersama dengan yang kita cintai, maka warnai cinta dan hubungan kita dengan keimanan agar kelak kita dikumpulkan dengan orang beriman dan kekasihNya yang kita rindukan. Maka kata mas Salim, "Mungkin tidak lengkap bila kita berkata aku mencintaimu karena Allah. Seharusnya kita berkata Aku mencintaimu karena Allah, dengan cara-cara yang di-ridho-i Allah, dan untuk menggapai ridho Allah." Jadi ridho ALLAH yang dicari, bukan Ridho Fazri atau Ridho yang lain, hehehe.
- Dengan hubungan kita bisa mencapai derajat yang tidak bisa dicapai dengan amal pribadi. Loh, apa misalnya? Gampang saja. Shalat berjama'ah. Jelas sekali beda derajatnya antara shalat berjama'ah dengan shalat sendiri. Apalagi yang lain? Musyaarah misalnya, tanpa hubungan dengan orang lain mana mungkin kita bisa bermusyawarah. Mau musyawarah sama siapa? Lha wong teman saja tidak ada. Masih banyak pula contoh lain yang mungkin ada di sekitar kita. Intinya dengan berhubungan, kita harus bisa dari makhluk biasa menjadi AHLI SURGA. Amiiiin.
Selain hal-hal yang saya paparkan di atas, ada pula yang harus kita perhatikan bahwa IMAN dan UKHUWWAH itu bukan untuk ditunggu tapi untuk diupayakan. Tidak mungkin dua hal tadi datang begitu saja tanpa kita mencarinya, tanpa kita mengupayakannya. Dan yang patut kita ingat, beriman dan berukhuwwah itu dua sisi mata uang. Tatkala kita dapat yang satu, maka kita dapat pula yang lainnya. Nah, pertanyaannya sudah kuatkah iman kita sehingga kuat pula persaudaraan di antara kita? Coba kita lihat 'batas-batas' tanda orang beriman sesuai hadits Rasulullah saw.
- Batas bawah orang beriman itu memberi rasa aman bagi orang di sekitar kita. Tiada yang terganggu dengan kehadiran kita. Tiada yang resah ketika kita ada. Dan kita MAMPU memberi rasa AMAN bagi saudara kita. Ingat kawan, bahkan bisa disebut mengganggu tetangga apabila kita memasak aromanya sampai ke mereka tetapi tidak sampai rasanya. Sudahkah kita memberi rasa aman?
- Batas tengah, sedikit naik dari batas bawah. Orang beriman itu memberi rasa nyaman bagi sekitarnya. Sekitar kita akan merasa senang bila kita di sana, merasa betah dengan kita, bahkan dengan kehadiran kita bisa mengobati gundah gulana saudara kita. Sudahkah kita beri rasa nyaman?
- Batas atas, atau puncaknya adalah orang beriman memberi kebermanfaatan untuk sekitarnya. Dimana dia berada, di situlah manfaat darinya dirasa. Sangat luar biasa, namun sudahkah kita?
Itulah kawan sedikit apa yang bisa menjadi tips penguat IMAN dan HUBUNGAN kita. Namun, karena ukhuwwah itu antara percaya dan menjaga tetaplah ada cara untuk saling menjaga, saling mengingatkan, saling menasehati dalam kebenaran. Hanya saja yang harus kita utamakan adalah INGATKAN DENGAN PERKATAAN YANG BAIK, yaitu PERKATAAN yang BENAR, disampaikan dengan CARA yang BAIK, dan WAKTU yang TEPAT. Jadikan kebaikan membersamai tiap kebenaran, agar kebenaran yang kita sampaikan dapat dirasa mengenakkan tidak menyakitkan.
Semoga apa yang sedikit ini bisa menjadi penguat rasa bersaudara dan iman diantara kita. Karena sungguh kawan, kita bersaudara dengan persaudaraan lebih kuat dari segala ikatan yang ada. Uhibbukum fillah :)
Inspirasi dari hasil bedah buku Dalam Dekapan Ukhuwwah karya mas Salim A Fillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar