Ketika isu pengucilan PKS dari koalisi semakin marak, dan bahkan SBY pun sampai hari ini belum bersedia bertemu langsung dengan PKS, tiba-tiba muncul aksi bom dan terorisme. Ramai pula berita 'cuci otak' dan 'baiat' oleh NII di berbagai kota di Indonesia, bahkan sempat mengarah kepada dugaan PKS merupakan bagian dari NII. Tiba-tiba pula ditemukan bom yang siap menghancurkan gereja di hari paskah. Belakangan isunya semakin membesar, dan secara tiba-tiba SBY menetapkan negara dalam status siaga 1. Para tersangka 'ajaib' seperti biasa bermunculan dan kali ini ada statemen bahwa para tersangka teror bukan lagi 'orang-orang ga sekolah' seperti dulu Amrozi cs, tetapi sudah menyentuh kalangan perkotaan dan orang kantoran. Eh, tiba-tiba pula terjadi insiden milad PKS di Tasik menginjak kain merah putih dan langsung diamankan polisi. Caci maki bahwa PKS memang berniat menghancurkan NKRI dan dikait-kaitkan dengan terorisme pun semakin santer.
Belakangan bola semakin liar, ada komentator yang mengatakan bahwa semua ini terkait dengan 'buku-buku timur tengah'. Bahkan Said Agil Siradj, ketua NU meminta ummat Islam mewaspadai organisasi yang kearab-araban atau memiliki hubungan dengan timur tengah. Serta yang paling baru, ditengarai bahwa rohis di sekolah adalah sarana rekrutmen terorisme, mungkin sebentar lagi akan ada statemen bahwa LDK di kampus-kampus juga adalah sarana rekrutmen teroris.
Kira-kira ke mana sebenarnya isu dan wacana ini akan mengerucut ? Hasbunallah wa ni'mal wakil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar