Sabtu, 01 Agustus 2009

Betapa Banyak Kebaikan Telah Hilang Dari Diri Kita..

Sebuah perenungan dan tadzkirah untuk diriku dan kalian semua yang kucintai karenaNya.

Mengapresiasi atas apa yang telah kita ucapkan, menjadi bukti nyata atas apa yang telah kita ketahui, bukanlah merupakan hal yang mudah. Betapa sulitnya. Tetapi ini bukan sekadar anjuran. Melakukan apa yang telah kita ucapkan sudah menjadi sebuah keharusan kita sebagai seorang manusia yang beriman dan berakal. Karena Allah telah menegaskan perihal ini dalam beberapa ayatNya. Diantaranya Ash Shaff ayat 2 -3, dan Al Baqarah ayat 44. Betapa Dia telah menegaskan akan kemurkaanNya dan sebutan manusia tak berakal bagi siapa saja yang tidak melakukan apa yang telah diucapkan. Lantas apakah kita termasuk ke dalam orang - orang yang Dia murkai dan tak berakal? Na'udzubillah.

Ikhwah fillah. Sering kita merasa dan membandingkan diri kita di hari ini dengan di masa silam. Membandingkan kita sekarang dengan kita di masa lalu akan membuat kita merasa betapa banyak yang telah hilang dari diri kita. Dahulu mungkin kita belum terlalu banyak membaca. Dahulu mungkin kita belum mendapat banyak wawasan.Dahulu mungkin kita belum lama berada atau merasakan tarbiyah. Namun, dapatkah kita merasakan bahwa dahulu amalan kita mungkin lebih banyak. Dahulu mungkin kita merasa lebih yakin dalam beramal. Dahulu mungkin kita lebih merasakan kedamaian ketika melakukan amalan. Dahulu mungkin kita merasakan semangat dan ghirah yang luar biasa. Meskipun mungkin kita lebih sedikit mengetahui.

Ikhwah fillah. Betapa sesungguhnya amal dan ilmu merupakan dua sisi mata uang tak terpisahkan. Kita beramal dengan ilmu. Semakin kaya ilmu seharusnya berimbas akan kekayaan amalan kita. Karena dengan ilmu maka kan lahir amalan. Namun, kita kini sepertinya, memiliki banyak ilmu atau semakin berilmu tapi miskin dalam beramal.

* * *

Marilah kita sejenak berhenti di sini. Memikirkan apa yang sedang kita bahas dan kita perbincangkan di sini. Perhatikanlah saudaraku. Perhatikan bahwa jika kita berbicara dan mengucapkan sesuatu, maka kita diajak berbicara oleh kata - kata itu. Kata - kata yang kita keluarkan akan menuju ke kita sebagai sasaran pertama dan utamanya. Sebagai orientasi awal. Agar kelak kita tidak menjadi hamba - hamba yang dimurkai olehNya dan tiada berakal.

Ikhwah fillah. Mari kita lihat diri kita. Kita terawang hati, jiwa, akal, dan raga kita. Betapa banyak kebaikan yang telah hilang dari diri kita. Betapa semakin lemah diri ini menghadapi cobaan dariNya. Mari memuhasabahi diri sebelum beramal. Kita lihat apa yang menjadi orientasi amalan kita. Kita lihat sudah benarkah niat kita. Kita luruskan kembali segala hal yang ada dalam diri kita.

Ingatlah tujuan hidup kita. Ingat betapa besar misi yang kita emban hingga gunung pun tak sanggup memikulnya. Ingat kembali segala yang telah kita pelajari dan meri bersama kita coba tuk amalkan dan saling mengingatkan. Saudaraku. Sungguh, betapa banyak kebaikan telah hilang dari diri kita.

Sumber Inspirasi: Tarbawi 209 th 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar