Selasa, 11 Agustus 2009

Perbandingan Dua Pemuda

Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari Rasul-rasul-Nya ", dan mereka mengatakan: " Kami dengar dan kami taat ". (Mereka berdoa):" Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali ".Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):" Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir ". QS 2:285-286

Sebuah kisah untukku yang sedang gundah gulana dan kepada kalian saudaraku yang kucintai karenaNya. 

Pernah suatu ketika ada dua orang pemuda dipanggil oleh gurunya. Sang guru meminta kepada dua pemuda tadi untuk menghafalkan surat Al Anfal ayat 1 - 30. Kedua pemuda tadi terdiam. Sang guru bertanya kepada murid yang pertama. " Hey Fulan muridku, sanggupkah engkau?" Pemuda pertama terdiam lama hingga akhirnya menjawab, " Ustaz, saya sedang banyak tugas. Kan saya sudah tingkat akhir.Jadi harus mengurus skripsi dan banyak hal lainnya. Jadi saya ga bakal sanggup ustaz. Banyak banget. Mana bisa saya. Diringankanlah, terserah ustaz tapi jangan banyak - banyak." Sang guru tersenyum tipis berkata, " Baiklah terserah engkau saja. Berapa yang sanggup kau hapal hingga pekan depan?" Pemuda pertama tersenyum lebar dengan cengiran tiada henti, " Ini baru guru saya. Ustaz baik banget deh. Ngertiin saya banget. Saya setor 5 yat aja gmn ustaz?" " Oke silahkan 5 ayat kau setorkan padaku di pekan depan."

Kemudian guru tadi bertanya kepada muridnya yang kedua, " Bagaimana dengan engkau muridku? Sanggupkah?" Pemuda kedua dengan mantap menjawab, " Insya Allah sanggup ustaz."

Sepekan telah berlalu tiba waktu bagi dua pemuda tadi menyetorkan hapalan mereka ke sang guru. Pemuda kedua di panggil dan segera menemui guru tadi untuk menuntaskan hapalannya. Pemuda kedua tadi sanggup menyetorkan 27 dari 30 ayat yang diminta dengan lancar. Setelah itu pemuda tadi menangis meminta maaf kepada gurunya karena belum sanggup memenuhi janjinya. Karena hanya sanggup menyetorkan 27 ayat. Sang guru tersenyum dan berkata, " Kau telah menunjukkan hal yang luar biasa." Setelah itu dipanggilnya pemuda pertama yang ternyata hanya mampu menyetorkan 3 ayat dengan terbata - bata.

Saudaraku lihatlah fenomena tadi. Betapa kita sering bersikap seperti pemuda yang pertama. Diberi amanah langsung merasa tak sanggup meminta keringanan dan berujung pada kegagalan menjalankan amanah yang sudah diringankan. Karena kita terlena akan keringanan tadi. Merasa bahwa hal itu bisa dikerjakan di lain kesempatan. Padahal tiada suatu apapun yang mampu menjamin kehidupan kita bahkan satu detik ke depan. Berbeda dengan pemuda kedua yang ketika mendengarkan langsung dilaksanakan. Setelah itu memohon ampunan karena kekurangsempurnaan diri dalam menjalankan tugas dan amanah. Kemudian menyerahkan penilaian pada yang memberi kita tugas tersebut. Sangat luar biasa. Mampukah kita tuk berbuat seperti pemuda kedua? Yakinkah kita akan semua pertolonganNya tatkala kita mengalami kebuntuan?

"Sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." Sudah seberapa maksimalkah usaha kita? Jangan sekali - kali kita terjebak dengan logika.Logika kita letakkan di atas iman. Jangan! Karena hanya menyebabkan kita bersikap kehati-hatian tanpa banyak bertindak. Menyebabkan ragu menyelimuti diri sebelum keputusan terjadi. Namun, letakkan imanmu menjadi pedoman. Menjadi tolok ukur. Menjadi landasan berpikir kita, pengambilan sikap kita. Karena ketika kita meletakkan iman kepadaNya diatas segalaNya, maka Dia akan memberikan logika-logikanya. Memberi solusi yang jauh di luar perkiraan kita. Semoga Allah memudahkan kita kepada segala kemudahan dalam kebaikan.

Waallahu 'alam bisshowab.

sumber : seorang ustaz yang luar biasa memotivasi diriku dengan kembali mengikrarkan komitmenku. semoga Allah memberkahi, meridhoi dan merahmatinya beserta keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar