Sabtu, 31 Oktober 2015

Sekadar Renungan

Kita tidak pernah mengetahui kapan batas akhir usia kita. Bisa saja masih lama, tapi mungkin juga sekejap lagi saja. Usia manusia adalah misteri yang selamanya akan tetap menjadi rahasiaNya. Meski seringkali kita menduga melalui pertanda.

Kita lahir tanpa nama, apakah kemudian mati hanya meninggalkan nama? Mewariskan tak seberapa, dengan jejak goresan pada batu atau kayu nisan.

Berkaca pada sejarah, kita akan menemui banyak manusia yang cerita, karya, dan ajarannya melampaui zaman melebihi usia pembawanya. Atau melihat zaman sahabat Rasulullah, dimana rentang usia mereka dari lahir hingga wafat rata-rata 60 tahun lebih sedikit saja. Namun hingga 1400 tahun lebih, tidak pernah habis kita gali kekayaan hikmah dan semangat dari peradaban madani.

Di negeri kita pun, banyak tokoh yang akhirnya mempunyai cerita melebihi usianya. Ada yang ceritanya baik, atau dinuansakan baik. Ada pula yang ceritanya membuat kita mengkaji dan mewaspada.

Seringkali diri merenung, memikirkan apa yang hendak diwariskan. Tentu bukan harta, karena diri ini bukan lahir dari kaum berpunya. Terlebih para pengukir tinta sejarah, tak satu pun yang mewariskan harta tuk kita. Selain 'Qarun' yang namanya sering disebut tiap ada harta temuan yang terpendam.

Sebenarnya kita sudah lama mempelajari, apa sebaik-baik peninggalan yang nanti kita warisi. Bukankah selama ini kita mengenal, 3 hal yang tak terputus usai kita mati? Amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak (generasi pelanjut) yang shalih.

Dari tiga hal tadi, mana yang sudah kita siapkan? Peninggalan tadi bukanlah agar nama kita dicatat tak lebih dari tiga baris di nisan. Sama sekali bukan. Namun warisan kita, hal yang kita tinggalkan tuk generasi setelah kita, adalah salah satu yang akan membantu timbangan amal saat hari perhitungan kelak. Tentu saja semoga, itu adalah timbangan amal baik yang mendekatkan kita pada keridhoanNya.

Sekadar celoteh pagi hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar